21 research outputs found

    SURVEI KOMPETENSI GURU SEKOLAH DASAR DALAM PENGGUNAAN MEDIA BELAJAR ONLINE DI ERA PANDEMI

    Get PDF
    Pandemi memaksa pembelajaran dilakukan secara jarak jauh. Dalam pembelajaran jarak jauh kebutuhan media tidak dapat dihindari, salah satunya media belajar online. Guru dituntut memiliki kompetensi yang cukup dalam menggunakan media belajar online agar pembelajaran dapat berjalan dengan baik. Kemampuan guru dalam penggunaan media dapat mempengaruhi efektifitas pembelajaran. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan guru sekolah dasar dalam penggunaan media belajar online di sekolah dasar. Penelitian dirancang dalam bentuk penelitian survei. Pengumpulan data menggunakan angket dan wawancara tertutup. Subjek penelitian adalah guru pada salah satu sekolah dasar di kabupaten Lombok Barat. Instrumen yang digunakan adalah lembar angket dan pedoman wawancara. Hasil penelitian menemukan fakta bahwa kemampuan guru dalam penggunaan media belajar online masih terbatas. Hanya sedikit guru yang telah menggunakan media online dalam pembelajaran. Rata-rata guru belum memanfaatkan media online dalam aktivitas belajar mengajar selama pandemi. Pembelajaran jarak jauh  terpaksa dilakukan melalui teknik penugasan dan home visit. Guru sangat membutuhkan pelatihan terkait dengan pemanfaatan media online untuk kegiatan pembelajara

    Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Mind Mapping Berbantuan Media Gambar Terhadap Hasil Belajar IPS pada Peserta Didik Kelas V SD Inpres Bertingkat Kelapa Tiga Kota Makassar

    Get PDF
    ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk (i) mengetahui penerapan model pembelajaran Mind Mapping berbantuan Media Gambar dalam pembelajaran IPS pada peserta didik kelas V SD Inpres Bertingkat Kelapa Tiga Kota Makassar, (ii) mengetahui gambaran hasil belajar IPS peserta didik kelas V SD Inpres Bertingkat Kelapa Tiga Kota Makassar setelah model pembelajaran Mind Mapping berbantuan Media Gambar diterapkan (iii) mengetahui pengaruh penerapan model pembelajaran Mind Mapping berbantuan media gambar terhadap hasil pembelajaran IPS pada peserta didik kelas V SD Inpres Bertingkat Kelapa Tiga Kota Makassar. Jenis penelitian merupakan true eksperiment dengan rancangan Pre-Test Post-Test Control Group Design. Penelitian ini dilaksanakan di SD Inpres Bertingkat Kelapa Tiga Kota Makassar. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas V yang berjumlah 50 siswa. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 50 siswa. 26 siswa kelas V A dan 24 siswa kelompok V B. Penentuan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dilakukan dengan teknik simple random sampling. Data yang diperoleh dianalisis dengan uji normalitas dan homogenitas yang menunjukkan bahwa data hasil penelitian berdistribusi normal dan homogen dan dilanjutkan dengan uji hipotesis menggunakan uji independent samples t-test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa; (i) pembelajaran IPS dengan menggunakan model pembelajaran Mind Mapping berbantuan Media Gambar oleh guru dilakukan sesuai dengan tahapan pembelajaran meliputi tahap pendahuluan, bagian inti, dan bagian penutup di mana selama proses pembelajaran, diterapkann model pembelajaran Mind mapping dan dibantu dengan penyajian Media Gambar; (ii) rata-rata hasil belajar siswa yang diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran Mind Mapping berbantuan Media Gambar mengalami peningkatan nilai yaitu 77.2 dibandingkan sebelum diberikan perlakuan model pembelajaran Mind Mapping berbantuan Media Gambar yaitu 64.7; (iii) rata-rata hasil belajar siswa yang diajarkan dengan menggunakan model Ekspositori juga mengalami peningkatan walau tidak sesiknifikan kelas eksperimen yaitu 61.3 pada saat Pre test meningkat menjadi 69.03 (iv) terdapat pengaruh penggunaan model pembelajaran Mind Mapping berbantuan Media Gambar terhadap hasil belajar IPS siswa dengan nilai Sighitung 0.000 < α (0.05)

    Menjawab Tantangan Era Society 5.0 Melalui Inovasi Kurikulum Merdeka Di Sekolah Dasar

    Get PDF
    Era society 5.0 merupakan sebuah era yang menuntut manusia untuk mampu survive dalam menghadapi tantangan dan persaingan yang begitu ketat. Segala aktivitas manusia pada era ini tidak dapat dilepaskan dari penggunaan teknologi. Salah satu upaya untuk menghadapi era tersebut adalah dengan melakukan inovasi kurikulum. Kurikulum yang dikembangkan untuk menjawab tantangan pada era tersebut adalah kurikulum merdeka. Penelitian ini bertujuan untuk menguraikan pentingnya inovasi kurikulum di sekolah dasar dalam menjawab tantangan era society 5.0. Artikel ini juga mengulas aspek apa saja yang ditawarkan oleh kurikulum merdeka dalam rangka menjawab tantangan tersebut. Penelitian menggunakan metode kepustakaan. Sumber data berupa hasil-hasil penelitian yang telah dipublikasikan dalam jurnal, conferen prosiding, teori-teori yang relevan, peraturan kementrian, dan sumber lain yang relevan. Berdasarkan kajian berbagai literatur tersebut inovasi kurikulum merupakan sebuah keharusan. Dunia pendidikan mau tidak mau harus meningkatkan mutu pembelajaran dengan perkembangan zaman. Kurikulum merdeka sebagai bentuk inovasi kurikulum telah menawarkan berbagai terobosan dalam menjawab tantangan abad 21. Untuk menjawab tantangan di era society 5.0, kurikulum merdeka telah memfasilitasi pembelajaran yang berbasis internet of things, augmented reality serta penggunaan artificial intelligence dalam pembelajaran. Inovasi yang ditawarkan dalam kurikulum merdeka diharapkan dapat membekali siswa agar memiliki keterampilan dalam menjawab persaingan global. Dalam kurikulum merdeka siswa dituntut agar dapat mengembangkan keterampilan secara mandiri serta memiliki pengetahuan dan kecakapan teknologi. Pembelajaran didesain agar dapat mengembangkan kecakapan utama yang terdiri dari critical thinking, communication, collaboration, dan creativit

    Identifikasi Level Kognitif pada Soal Ujian Akhir Semester Gasal Kelas IV Sekolah Dasar

    Get PDF
    Developing measurement tools in the form of a question is a skill that must be mastered by educators and prospective educators. With the implementation of the 2013 curriculum, educators must not only be able to develop authentic assessments but questions that developed must also be able to encourage students to master lower-order thinking skills (LOTS) as well as higher-order thinking skills (HOTS). This study aims to determine the cognitive level of final semester exam questions at fourth-grade elementary school level on theme 3, theme 4, and theme 5. This study uses descriptive-analytical methods in which the researcher tries to describe the object (question item). The results obtained that most of the multiple-choice questions both in Theme 3, Theme 4, and Theme 5 at the elementary school level grade IV (four) at Gugus 2 Aik Dareq sub-district, Central Lombok are still at the cognitive level of low-level thinking ability (LOTS)

    Identification of Mobile Phone Usage's Shifting Among Students

    Get PDF
    This study aims to identify the use of mobile phones in SMAN 1 Pangalengan. The survey was conducted on 100 students. Data collection using a questionnaire. Data analysis uses quantitative descriptive methods. The results showed students tend to utilize social media such as Facebook, Instagram, and WhatsApp. Other uses for browsing, gaming, and entrepreneurship. Survey results show that 92% of students use WhatsApp to communicate and 82% of students use mobile phones to access social media. This shows the pattern of mobile phone use has shifted among students although basically, it does not change the main function

    Pendidikan IPS Menjawab Tantangan Abad 21: Sebuah Kritik Atas Praktik Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar

    Get PDF
    Abad 21 sarat dengan perkembangan teknologi informasi. Perkembangan berjalan semakin semakin pesat. Tujuan dari studi literatur ini adalah untuk menyelidiki tentang 1) Apakah pembelajaran IPS di SD masih relevan dengan keterampilan yang dibutuhkan pada abad 21, 2) Keterampilan apa saja yang didapatkan dari mempelajari IPS di SD, 3) Bagaimana seharusnya mempelajari IPS agar keterampilan abad 21 dapat dikuasai. Kajian ini menganalisis artikel yang berkaitan dengan pembelajaran IPS maupun keterampilan abad 21. Artikel yang dianalisis berupa artikel hasil penelitian empiris maupun hasil kajian konseptual. Analisis konsep dilakukan dengan melakukan sintesis dari beberapa artikel tersebut untuk menemukan relevansi pendidikan dengan keterampilan abad 21. Hasil kajian menunjukkan bahwa pembelajaran IPS masih relevan dengan pengembangan keterampilan abad 21. Keterampilan yang didapatkan melalui pembelajaran IPS diantaranya kemampuan bersosialisasi, kemampuan berkolaborasi, kemampuan networking, dan kemampuan berkomunikasi. Tuntutan keterampilan abad 21 yang mengharuskan setiap orang untuk memiliki keterampilan sosial dapat dipelajari melalui pembelajaran IPS. Agar keterampilan abad 21 dapat termuat dalam pembelajaran IPS secara untuk maka perlu dilakukan inovasi model pembelajaran

    Efektivitas Pendekatan Matematika Realistik Berbasis Etnomatematika Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik Sekolah Dasar

    Get PDF
    Pelajaran matematika masih menjadi momok bagi peserta didik sekolah dasar. Sifat matematika yang abstrak menyebabkan peserta didik sulit memahami materi dengan baik. Oleh sebab itu, pembelajaran matematika harus dirancang agar lebih dekat dengan kehidupan sehari-hari peserta didik.  Tujuan penelitian ini untuk mengetahui efektivitas pendekatan matematika realistik berbasis etnomatematika  dalam meningkatkan hasil belajar peserta didik di sekolah dasar. Jenis Penelitian ini adalah penelitian eksperimen.  Desain penelitian yang digunakan adalah one shot case study.  Populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah seluruh peserata didik kelas V MIN 1 Mangagarai sebanyak 37 orang. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik sampling jenuh. Instrumen penelitian yang digunakan adalah tes hasil belajar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa thitung= 2.945 ttabel = 1.688  pada α= 0.05. Berdasarkan kriteria uji t maka dapat disimpulkan bahwa pendekatan matematika realistik berbasis etnomatematika efektif di terapkan pada pembelajaran matematika di kelas V MIN 1 Manggarai

    FESTIVAL BAU NYALE SEBAGAI PENGENALAN DAN PELESTARIAN BUDAYA

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tentang festival Bau Nyale sebagai pengenalan dan pelestarian budaya. Pelestarian budaya menjadi tugas setiap warga negara terutama generasi muda karena budaya atau suatu tradisi menjadi identitas suatu bangsa. Metode penelitian yang digunakan yaitu penelitian kualitatif deskriptif. Penelitian dilakukan pada saat pelaksanaan festival pesona Bau Nyale 2020 yang diadakan pemerintah Kabupaten Lombok Tengah. Informan dalam penelitian ini adalah masyarakat yang ikut berpartisipasi dalam festival dan masyarakat yang berperan sebagai penonton.&nbsp; Pengambilan data melalui wawancara, observasi&nbsp; dan dokumentasi. Analisis data menggunakan model interaktif dari Miles &amp; Huberman, yakni pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan mengambil kesimpulan. Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa melalui festival Bau Nyale pada tahun 2020 menjadi wadah pengenalan dan pelestarian budaya suku sasak. Dimana melalui festival ini peserta dan penonton disajikan treatrikal legenda putri mandalika sebagai awal sejarah lahirnya tradisi Bau Nyale kemudian mendapatkan pemahaman nilai budaya yang terkandung dalam tradisi Bau Nyale hingga pada penentuan tanggal tradisi Bau Nyale dilaksanakan. Selain itu pada Festival Bau Nyale ini juga diselipkan untuk mengenal pakain khas sasak seperti baju lambung, untuk perempuan dan baju pegong untuk laki-laki selain itu dimeriahkan oleh kesenian tradisional Gendang Beleq yang menjadi kesenian khas suku sasakThis study aims to find out about the Bau Nyale festival as an introduction and cultural preservation. Cultural preservation is the duty of every citizen, especially the younger generation, because culture or a tradition becomes the identity of a nation. The research method used is descriptive qualitative research. The research was conducted during the implementation of the 2020 Bau Nyale charm festival held by the Central Lombok Regency government. The informants in this study were people who participated in the festival and people who acted as spectators. Retrieval of data through interviews, observation and documentation. Data analysis used an interactive model from Miles &amp; Huberman, namely data collection, data reduction, data presentation, and drawing conclusions. The results of this study explain that the Bau Nyale festival in 2020 will become a forum for the introduction and preservation of the culture of the Sasak tribe. Through this festival, participants and audiences were presented with a treatrikal on the legend of the Mandalika princess as the beginning of the history of the birth of the Bau Nyale tradition, then they got an understanding of the cultural values ​​contained in the Bau Nyale tradition until the date the Bau Nyale tradition was implemented. In addition, the Bau Nyale Festival is also inserted to get to know Sasak's typical clothes such as stomach clothes, for women and pegong clothes for men, besides that it is enlivened by the traditional art of Gendang Beleq which is a typical art of the Sasak trib

    Peran Guru Kelas Dalam Mengidentifikasi Potensi Bakat Peserta Didik Berkebutuhan Khusus Di Sekolah Dasar Penyelenggara Pendidikan Inklusif

    Get PDF
    Tidak semua sekolah inklusi mempunyai guru pembimbing khusus. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis peran guru kelas dalam mengidentifikasi bakat peserta didik berkebutuhan khusus di sekolah penyelenggara pendidikan inklusif. Subyek dalam penelitian ini adalah guru kelas yang ada di sekolah sampel. Sekolah yang dijadikan sampel penelitian adalah SDN Repok Puyung Lombok Tengah dan MI NW Tanak Beak Lombok Barat. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif dengan jenis penelitian kualitatif. Penelitian dilakukan dengan tahapan studi pendahuluan, pembuatan instrument, pengumpulan data, analisis data dan pembuatan laporan penelitian. Data dikumpulkan melalui wawancara, observasi dan dokumentasi. Instrumen yang digunakan yaitu pedoman wawancara dan pedoman observasi. Data disajikan secara dalam bentuk tabel dan diagram kemudian di analisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa guru kelas dalam mengidentifikasi bakat hanya menggunakan pengamatan, belum menggunakan instrumen khusus. Pengembangan bakat secara khusus belum dilakukan, namun dilakukan secara terintegrasi melalui mata pelajaran dan kegiatan ekstra kurikuler bersama dengan peserta didik pada umumnya. Kesulitan yang dihadapi guru kelas dalam mengidentifikasi bakat diantaranya adalah belum adanya instrument khusus yang tersedia, terbatasnya pengetahuan guru kelas tentang peserta didik berkebutuhan khusus, dan terbatasnya sarana dan prasarana yang ada

    PERAN PENDIDIKAN KOMUNITAS DALAM MENINGKATKAN BUDAYA LITERASI ANAK USIA SEKOLAH DASAR: STUDI KASUS TERHADAP TAMAN BACAAN MASYARAKAT DI LOMBOK TENGAH

    Get PDF
    Literacy is not only the responsibility of formal education institutions. One form of education in society is a community library. This study aimed to describe the roles and problems faced by community library forums in enhancing literacy culture. The subject in this study was a community reading garden as a part of a community library forum. Data were collected in Kabupaten Lombok Tengah. This study applied a qualitative research design with a case study approach. Data collection was conducted through surveys, observation, and in-depth interviews. Then, the data were presented in the form of tables, diagrams, and word descriptions. The researchers extended the observation time in order to achieve the validity of findings. The main problems found in this study included: what are the challenges faced by community library forums? What is the role of the community library forum in enhancing the literacy culture of children in Lombok Tengah? The results revealed that the challenges faced by community library forums included problems of regeneration, inadequate facilities, lack of book collections, low literacy culture, and non-optimal support from the government. The role of libraries in enhancing literacy culture was as a facilitator, motivator, creator, and pioneer of the literacy movement in rural areas. With the presence of the community library, the children felt more excited about reading
    corecore